Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

Continous Variable Transmission

            Transmisi Continous Variable Transmission (CVT) adalah sistem transmisi yang tidak memiliki gigi perseneling seperti pada mobil bertransmisi manual ataupun mobil bertransmisi matik konvensional. Jadi untuk posisi gigi 1,2,3,4 tetap pada gigi satu jadi tidak perlu mengoper tuas perseneling. Untuk penggantinya digunakan dua puli yakni puli penggerak dan puli yang digerakkan, kedua puli tersebut dihubungkan dengan belt (sabuk dari serat baja). Penggerak tersebut bisa menyesuaikan kecepatan yang dibutuhkan mobil, jadi bisa cepat bisa juga lebih lambat secara otomatis. Jika RPM mesin naik maka kecepatan akan disesuaikan dengan otomatis. Awalnya, puli yang menggerakkan rasionya lebih kecil namun lama-lama menjadi besar sesuai dengan kebutuhan kecepatan mobil. Sedangkan puli yang diputar (digerakkan), tadinya besar lama-lama jadi kecil. Cara kerja tranmisi CVT ini cukup halus, selain tidak ada hentakan akibat proses perpindahan gigi juga karena pergerakan transmisinya menggunaka

EMISI

Alat transportasi kenderaan bermotor yang digunakan sehari-hari guna mendukung mobilitas masyarakat dalam segala bentuk aktifitas ternyata tidak sepenuhnya menjanjikan harapan yang positif. Dibalik penggunaan alat transportasi tersebut tersimpan berbagai masalah atau kalau boleh dikatakan sebagai ancaman bagi pengguna dan lebih konyol lagi terhadap masyarakat lingkungannya. Ancaman yang ditimbulkan alat transportasi tersebut cukup beragam dan yang paling menakutkan dan berkepanjangan adalah emisi gas buang dari knalpot tiap kenderaan Tentunya kita sudah mendengar dan membaca artikel-artikel tentang kondisi kota-kota besar di Indonesia yang sudah tercemar dan akan terus semakin parah bila kita tidak mau peduli dari ancaman tersebut. Mungkin banyak orang berpikir bahwa hal tersebut tidak seburuk yang diperkirakan, bahkan ancaman gas beracun tersebut telah menelan banyak korban meninggal dunia dan beberapa diantaranya dimuat di media cetak, hal tersebut belum cukup menyadarkan manusia

DASAR TEKNIK OTOMOTIF

TORQUE CONVERTER

Torque converter dipasang pada sisi input shaft transmisi dan diikat dengan baut terhadap bagian belakang poros engkol mesin melalui drive plate. Fungsi torque converter adalah:  Memperbesar momen  Sebagai kopling otomatis  Meredam getaran perpindahan daya  Sebagai flywheel  Menggerakkan pompa oli Komponen utama : 1. Torque converter 2. Transmission case 3. Transmission input shaft 4. Drive plate Prinsip Kerja : 1. Kendaraan berhenti , mesin idling Pada saat mesin idle moment yang dihasilkan oleh mesin adalah minimum . Bila rem dioperasikan ( parking / foot brake ) beban pada turbine runner menjadi besar karena tidak dapat berputar . Akibat kendaraan berhenti, maka perbandingan kecepatan antara pompa impeller dan turbine runner nol sedangkan torque rationya maksimum . Oleh karena itu, turbine runner akan selalu siap untuk berputar dengan moment yang dihasilkan oleh mesin. 2. Kendaraan mulai bergerak Pada saat rem dibebaskan, maka turbine run

TRANSMISI OTOMATIS

Transmisi otomatis adalah transmisi yang perpindahan giginya terjadi secara otomatis berdasarkan beban mesin (besarnya penekanan pedal gas) dan kecepatan kendaraan. Transmisi otomatis dapat dibedakan dalam sistem perpindahan gigi dan waktu lock up yaitu : Full hydraulic Waktu perpindahan gigi dan waktu lock up diatur sepenuhnya secara hidraulis. Electronic Control Transmission (ECT) Waktu perpindahan gigi dan waktu lock up diatur secara elektronik. Tipe ini menggunakan data (shift and lock KEUNTUNGAN TRANSMISI OTOMATIS (FULL HYDRAULIC) Dibandingkan dengan transmisi manual,   transmisi otomatis mempunyai beberapa keuntungan sebagai berikut:  Mengurangi kelelahan pengemudi karena tidak ada     pengoperasian pedal kopling dan pemindahan gigi.  Perpindahan gigi terjadi secara otomatis dan lembut.  Mengurangi beban mesin karena mesin dan pemindah daya     dihubungkan melalui fluida secara hidraulis (torque converter). KEUNTUNGAN ECT Dibandingkan dengan transmisi otoma