Langsung ke konten utama

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Mengapa Kecelakaan Kerja Harus Terjadi
Setiap kecelakaan pasti merugikan baik terhadap perusahaan maupun tenaga kerja, yang secara tidak langsung juga merupakan kerugian bagi masyarakat maupun negara, karena meyangkut masalah produksi, maka dari itu setiap usaha keselamatan kerja adalah menyangkut usaha-usaha perlindungan terhadap sarana-sarana untuk unsur-unsur pokok produksi, antara lain: (a) Manusia, (b) alat-alat kerja (mesin) dan material (bahan-bahan), (c) Waktu, (d) Nilai kepercayaan terhadap perusahaan.
1) Manusia
Seorang karyawan yang ahli (skill) diperoleh melalui proses waktu yang panjang (pendidikan dan pengalaman) serta dengan biaya yang tidak sedikit, karena itu merupakan aset (kekayaan/harta benda) yang sangat bernilai bagi perusahaan. Bila seorang karyawan/pekerja mengalami kecelakaan, ia mengalami cidera dan tidak mampu bekerja sementara atau mungkin untuk keselamatannya. Dengan demikian, bila yang bersangkutan mendapat cidera, maka harus ada atau dicari penggantinya, jelas hal ini merupakan kerugian yang tidak ternilai, disamping itu sipekerja sendiri akan menderita dan tak mampu bekerja yang membawa efek terhadap penghasilannya, yang kemudian berpengaruh terhadap keluarganya, apalagi jika karyawan tersebut tidak mampu bekerja untuk selama-lamanya.
2) Alat Kerja dan Material
Akibat kecelakaan kerja, maka kerugian yang dapat timbul berupa kerusakan-Kerusakan mesin-mesin dan alat-alat produksi, serta bahan-bahan dan saran penunjang lainnya, disamping itu harus pula dikeluarkan biaya-biaya lainnya.
3) Waktu
Akibat kecelakaan kerja dapat menyebabkan terganggunya rencana produksi yang telah disusun, pekerjaan terhenti seketika sehingga mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit.
4) Kepercayaan (goodwill)
Akibat kecelakaan kerja dapat menyebabkan kepercayaan masyarakat juga akan berkurang yang dapat dilihat dari nilai premi asuransinya, apabila perusahaan itu tidak aman, maka nilai premi asuransinya akan tinggi (meningkat). Bila suatu perusahaan sering mengalami kecelakaan, semangat serta gairah kerja karyawannya akan menurun (selalu dihinggapi rasa takut) dan membawa akibat terhadap efisiensi serta produktivitas.
b. Sebab-sebab kecelakaan
Dalam sejarahnya sebagian besar kecelakaan kerja diakibatkan oleh faktor manusia yang bekerja, misalnya mata pekerja terkena beram hasil pengerindaan, terkena beram hasil pembubutan dan  pengeboran. Kecelakaan tersebut disebabkan manusia yang bekerja tidak mau mengunakan alat-alat keselamatan kerja, yaitu kacamata.
a. Tidak mematuhi peraturan tentang keselamatan kerja, seperti tidak memakai baju kerja, tidak menggunakan sarung tangan, tidak memakai kaca mata,dan alat-alat yang lainnya.
b. Pekerja tidak tahu cara mengoperasikan alat/mesin dengan benar, dan malu untuk bertanya.
c. Pekerja tidak mampu mengoperasikan mesin disebabkan ia belum terlatih. Sikap kerja yang tidak benar, seperti berlari-lari dalam bengkel, bersenda-gurau, menggangu rekan bekerja, tidak mengindahkan aturan-aturan bengkel.
d. Faktor lingkungan kerja.
e. Banyak kecelakaan kerja diakibatkan oleh kondisi lingkungan kerja yang tidak aman, seperti :
1) Kondisi tempat kerja yang tidak rapi, misalnya banyak beram dan potongan-potongan bahan berserakan disekitar tempat bekerja, sehingga pekerja
kemungkinan dapat jauh akibat terpeleset.
2) Bekerja dekat dengan bagian-bagian benda yang berputar, atau bahagian mesin yang berputar, dan tanpa pelindung.
c. Keselamatan Kerja Saat Perbaikan Kendaraan
1) Keselamatan Kerja pada Sistem Rem
a) Mekanik/teknisi yang bekerja pada bidang rem, haruslah benar-benar paham/mengerti secara teori dan praktik tentang sistem rem, karena rem menyangkut keselamatan pemilik kendaraan dan orang yang bekerja.
b) Selama bekerja pada sistem rem hindari hal-hal yang berhubungan dengan listrik- elektronik kendaraan dengan melepas terminal massa baterai.
c) Sebelum pengujian rem dengan menjalankan kendaraan dilakukan, periksa fungsi rem terlebih dahulu secara teliti, sering kecelakaan terjadi karena kelalaian pemeriksaan fungsi rem sebelum kendaraan berjalan.
d) Sebelum kendaraan diserahkan pada pelanggan, pastikan segala sesuatunya pada sistem rem berjalan dengan baik, jangan memberikan kendaraan pada pelanggan sebelum dilakukan uji-coba/tes jalan.
e) Dilarang bekerja dibawah kendaraan yang diangkat tanpa penyangga /tripot stand.
f) Jika terjadi penggantian atau membubut/meratakan pringan/tromol rem, maka dianjurkan untuk mengganti pad atau sepatu rem dengan yang baru,
agar penyesuaian bidang gesek dari pad dengan piringan atau tromol lebih baik.
g) Bila terjadi penggantian sepatu rem/pad yang baru, maka perlu dijelaskan pada pemilik bahwa dianjurkan tidak melakukan pengereman dengan keras
jika kendaraan berjalan pada kecepatan 150 km.
h) Sangat dianjurkan tidak membersihkan silinder master, silinder roda atau silinder kaliper dengan amplas atau pasta gosok, membersihkan
dilakukan hanya dengan cairan rem itu sendiri atau dengan alkohol, jika terpaksa dilakukan pembersihan dengan pasta gosok maka pakailah jenis
yang diperbolehkan/yang paling halus.
i) Selalu perhatikan dengan seksama baut-baut atau pengunci atau pipa/selang rem yang rusak atau cacat harus diganti baru.
j) Segala permukaan yang bergesekan pada pad, sepatu rem atau tromol rem harus dijaga dari kemungkinan terkena pelumas, vet atau gemuk lainnya.
k) Dilarang membersihkan debu sistem rem dengan udara tekan, karena debu pada sepatu/pad rem yang mengandung asbes dan karbon sangat berbahaya,
bersihkanlah dengan air yang ditampung pada bak.
l) Semua pekerjaan atau komponen yang dikerjakan harus selalu dalam keadaan besih.
m) Pemasangan semua komponen harus dengan teliti dan benar.
n) Rem adalah kelengkapan utama sistem pengaman kendaraan, oleh karena itu setelah pekerjaan selesai pastikan dengan seksama tidak ada kebocoran
minyak rem yang terjadi pada instalasi rem.
o) Khusus pada sistem rem dengan ABS, jika dilakukan pengelasan pada bodi kendaraan, maka unit kontrol elektronik ABS harus dilepas.
p) Perhatian ! Unit kontrol elektronik ABS dapat rusak jika suhunya mencapai 80 oC.
q) Minyak rem beracun, iritasi pada kulit dan mudah terbakar, hati-hati bekerja dengan minyak rem, selalu bersihkan segera bagian-bagian tubuh
yang terkena minyak rem dengan air.
r) Dilarang mengobati luka dengan minyak rem.
s) Dilarang memakai minyak rem bekas.
t) Minyak rem harus diganti baru paling lama setiap 2 tahun sekali, atau telah mengandung uap air dengan melakukan pengujian pada minyak rem.
u) Dilarang membuang minyak rem bekas di tanah atau air dapat merusak lingkungan, bakarlah minyak rem bersama dengan sampah.
v) Hindari tumpahan minyak rem pada cat atau lantai, segera bilas dengan air tumpahan minyak rem tersebut.

2) Keselamatan Kerja Pada Sistem AC Mobil
a) Penguapan zat pendingin (refrigeran atau sejenisnya) yang lebih ringan dari udara (dalam konsentrasi tinggi) dapat menyebabkan mati lemas,
zat tersebut berbahaya bagi kesehatan anda jangan sampai tertelan.
3) Keselamatan Kerja pada Mesin
Saat melakukan pekerjaan pada ruang mesin, berhati-hatilah terhadap kipas pendingin yang dapat hidup secara otomatis, ini sangat berbahaya.
a) Jangan menyentuh komponen yang bekerja dengan tegangan tinggi (sistem pengapian) saat mesin hidup, bisa berakibat fatal.
b) Selama bekerja dengan sistem listrik-elektronik kendaraan yang beresiko pada hubung singkat rangkaian listrik, hendaknya lebih dulu melepas
kabel massa-bodi dari baterai.

4) Keselamatan Kerja pada Listrik dan Elektronik Mobil
a) Melepaskan kabel massa baterai secara otomatis akan menghapus isi memori dalam sistem elektronik, (contoh: electric window winder, jam, radio, bahkan pada merk tertentu menghapus memori ECU). Pertimbangkan dengan cara seksama kemungkinan untuk mereset/program ulang kembali memori tersebut, setelah pemasangan baterai kembali..
b) Dilarang melepas baterai dari sistem kelistrikan kendaraan saat mesin hidup, hal ini akan dapat merusak ECU dan sistem elektronik lainnya, kerusakan komponen tersebut juga akan terjadi bila menggunakan Quick Charger untuk membantu men-stater mobil.
c) Pastikan dudukan baterai dan terminalnya terikat dengan benar.
d) Rangkaian kabel dan klam pemegang kabel yang dilepas selama pengerjaan perbaikan, harus dikembalikan lagi ketempat aslinya dan dikeraskan/diikat dengan
benar.
e) Pastikan semua hubungan massa sudah terpasang dengan benar. Kerusakan hubungan massa dapat menyebabkan kesalahan sistem dan dalam kasus yang lebih serius lagi dapat menyebabkan rusaknya ECU. Jangan pernah menghubungkan atau melepaskan ECU atau konektor penghubung komponen elektronik yang lainnya saat kunci kontak pada posisi ON.
f) Tempatkan komponen yang dibongkar pada tempat yang bersih dan tutup dengan pelindung uap air yang masih bagus (bisa dengan kemasan plastik) jangan gunakan penutup yang sudah rusak. Jika perbaikan tidak dapat dilakukan dengan segera, tutupi semua komponen yang sudah dibongkar atau tutup seperlunya dengan hati-hati. Kemasan komponen hanya dibuka kalau segara akan dipasang.
g) Untuk mencegah kerusakan pada sabuk bergerigi (V-Belt), pastikan sabuk bergerigi tidak kontak langsung dengan air.
h) Pada komponen elektronik biasanya cukup sensitif terhadap goncangan, hati-hati dan jaga agar komponen tidak jatuh atau terbentur.
5) Keselamatan Kerja pada Sistem Bahan Bakar
a) Jangan menguras bahan bakar dari tangki di ruang tertutup, uap bahan bakar yang mengumpul sangat berbahaya.
b) Bekerjalah pada area berventilasi yang cukup, Jauhkan dari api atau tempat pembakaran.
c) Jangan mengikatkan saluran pipa bahan bakar ke saluran pipa rem, komponen yang mudah bergerak atau komponen dengan ujung yang tajam. Jangan
pernah meletakkan pemasangan kabel rangkaian ke pipa saluran bahan bakar.
d) Kurangi tekanan bahan bakar lewat saluran/ventilasi khusus dengan menggunakan pengukur tekanan bahan bakar dan kumpulkan tumpahan bahan bakar yang tercecer dalam tempat yang benar.
e) Jika meguras bahan bakar pada tangki, hindari penguapan bahan bakar yang berlebihan. Simpan
    bahan bakar yang telah dikuras ditempat yang aman dan tertutup rapat.
f) Gunakan selalu alat yang benar untuk mengganti filter bahan bakar.
g) Sebelum melepas komponen sistem bahan bakar, pastikan semua hubungan
bersih. Setelah pelepasan saluran bahan bakar, harus dikeraskan/dirapatkan dengan menggunakan alat yang sesuai.
h) Periksa saluran bahan bakar dan saluran vakum dan kencangkan sambungan-sambungannya.
i) Saat memasang pipa saluran bahan bakar pastikan terlebih dulu pipa tidak penyok ataupun tergores,luka yang dapat menyebabkan lubang.
j) Periksa saluran sistem bahan bakar dari kebocoran dan harus segera diperbaiki.


6) Keselamatan Kerja pada Mesin Diesel
a) Jangan menstarter mesin sewaktu injektor kendor, karena ulir injektor dapat rusak/injektor tertekan ke luar oleh tekanan kompresi.
b) Untuk mendapat hasil tes tekanan kompresi yang benar, baterai harus dalam kondisi yang baik, dan motor harus dalam temperatur kerja.
c) Pekerjaan ini berkaitan dengan mengetes injektor (lihat job sheet selanjutnya) dan pengontrolan sistem pemanas mula.
d) Bila hanya harus mengontrol tekanan kompresi, pelaksanaannya lebih mudah melalui lubang busi pijar dari pada lubang injektor.








Komentar

Postingan populer dari blog ini

MESIN DAN KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR

Sepeda motor, seperti juga mobil dan pesawat tenaga lainnya, memerlukan daya untuk bergerak, melawan hambatan udara, gesekan ban dan hambatan-hambatan lainnya. Untuk memungkinkan sebuah sepeda motor yang kita kendarai bergerak dan melaju di jalan raya, roda sepeda motor tersebut harus mempunyai daya untuk bergerak dan untuk mengendarainya diperlukan mesin.  Mesin merupakan alat untuk membangkitkan tenaga, ia disebut sebagai penggerak utama. Jadi mesin disini berfungsi merubah energi panas dari ruang pembakaran ke energi mekanis dalam bentuk tenaga putar. Tenaga atau daya untuk menggerakkan kendaraan tersebut diperoleh dari panas hasil pembakaran bahan bakar. Jadi panas yang timbul karena adanya pembakaran itulah yang dipergunakan untuk menggerakkan kendaraan, dengan kata lain tekanan gas yang terbakar akan menimbulkan gerakan putaran pada sumbu engkol dari mesin. Komponen Utama Pada Mesin Sepeda Motor Komponen utama pada mesin sepeda motor yaitu : 1.  Kepala silinder (cylinder

Macam-macam Alat Ukur dan Cara Kerjanya

Alat Ukur Massa Nama : Neraca Cara Kerja : Bacalah Skala yang ditunjukkan oleh anting (pemberat) pada masing-masing lengan neraca. Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan : Hasil = Pembacaan skala pada lengan tengah + Pembacaan skala pada lengan Belakang + Pembacaan skala pada lengan depan. Nama : Neraca Elektronik Cara kerja : benda yang akan di ukur massanya di letakkan di atas timbangan dan nilainya langsung dibaca  pada tampilan digital. Alat Ukur Waktu Nama :  stopwatch Cara Kerja: Tombol Start, Stop dan reset yang dipergunakan untuk memulai, menghentikan maupun      mengulang pengukuran waktu. Skala dalam detik, skala ini disusun melingkar dibagian pinggir dengan jarak antar skala 0,2 detik. Jarum panjang, yang berfungsi sebagai penunjuk hasil pengukuran dalam detik. Skala dalam menit, skala ini disusun melingkar dengan jarak antar skala 1 menit. Jarum pendek, yang berfungsi sebagai penunjuk waktu dalam menit. Nama :  Jam Atom Cara kerja :Maser untuk r